BREAKING NEWS
Showing posts with label Karya Ilmiah. Show all posts
Showing posts with label Karya Ilmiah. Show all posts

Tuesday, February 9, 2016

Skripsi Penelitian Tindakan Kelas : Meningkatkan Hasil Pembelajaran IPS Sejarah Melalui Metode Permainan Drama dan Simulasi

ABSTRAKSI

Ilustrasi pembacaan naskah teks proklamasi
Ilustrasi pengibaran sang saka merah putih

ADHI SYAHREZA. NPM 11140009 ST. Meningkatkan Hasil Pembelajaran IPS Sejarah Melalui Metode Permainan Drama dan Simulasi Siswa Kelas XI SMA PGRI 1 KUDUS Semester Genap Tahun 2014/2015.

Skripsi. Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, IKIP Veteran Semarang, 2014. 77 halaman.

Mata pelajaran sejarah merupakan bagian-bagian dari ilmu sosial yang memiliki peranan sangat penting dalam rangka menumbuhkan rasa nasionalisme. Mata pelajaran Sejarah memiliki fungsi edukatif, instruktif, inspiratif dan rekreatif. Sekalipun mata pelajaran tersebut penting, tetapi hasil observasi menunjukkan bahwa hasil pembelajaran Sejarah pada peserta didik kelas XI – IPS SMA PGRI 1 Kudus masih rendah. Untuk itu, perlu ditingkatkan. Salah satu metode yang diduga dapat meningkatkan hasil pembelajaran sejarah adalah metode drama dan simulasi.

Tujuan penelitian ini ada dua, yakni: (1) untuk mencapai proses peningkatan hasil pembelajaran peserta didik kelas XI – IPS Semester genap SMA PGRI 1 Kudus tahun pelajaran 2014/2015 pada pokok bahasan Peristiwa-Peristiwa Sekitar Proklamasi dengan metode drama dan simulasi, dan (2) Untuk mendapatkan gambaran yang objektif tentang terapan metode drama dan simulasi dalam meningkatkan hasil pembelajaran IPS Sejarah pada pokok bahasan Peristiwa-Peristiwa Sekitar Proklamasi di kelas XI – IPS Semester Genap SMA PGRI 1 Kudus tahun pelajaran 2014/2015.

Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif kualitatif dengan jenis penelian tindakan kelas (PTK) pada peserta didik kelas XI – IPS yang berjumlah 24 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan tes. Penelitian dilaksanakan sebanyak tiga siklus, dengan masing-masing siklus yang terdiri atas perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.

Berdasarkan hasil penelitian terjadi peningkatan hasil pembelajaran peserta didik kelas XI – IPS semester genap SMA PGRI 1 Kudus tahun pelajaran 2014/2015 pada pokok bahasan Peristiwa-Peristiwa Sekitar Proklamasi dengan terapan metode drama dan simulasi. Hasil kegiatan pembelajaran prasiklus sebesar 47,08 dengan sebutan kurang baik. Rata-rata hasil pembelajaran IPS Sejarah pada akhir siklus I meningkat menjadi 70,20 dengan kategori cukup baik. Pada akhir siklus II, hasil pembelajaran IPS Sejarah meningkat menjadi 80.04. Pada siklus III, rata-rata hasil pembelajaran IPS Sejarah sebesar 86.91. Jadi peningkatan hasil pembelajaran IPS Sejarah dari prasiklus sampai dengan siklus III adalah 86.91 – 47,08 = 39.83%. Terapan metode drama dan simulasi ternyata dapat meningkatkan hasil pembelajaran IPS Sejarah pada pokok bahasan Peristiwa-Peristiwa Sekitar Proklamasi di kelas XI – IPS Semester Genap SMA PGRI 1 Kudus tahun pelajaran 2014/2015. Saran bagi para pengambil kebijakan di SMA PGRI 1 Kudus, metode drama dan simulasi dapat menjadi rujukan sebagai metode alternatif yang mampu mengaktifkan peserta didik sehingga mereka ikut menghayati peran sebagai tokoh lewat percakapan dan tindakan yang dilakukan.

Untuk file dan detail skripsi bisa menghubungi adhi syahreza.

Sunday, January 24, 2016

Menata Langgar Bubrah (Masjid Bubar) Kudus Sebagai Upaya Pelestarian Cagar Budaya Berbasis Partisipasi Masyarakat

Langgar Bubrah Tampak Samping

Judul di atas adalah sebuah judul Karya Tulis Ilmiah tentang cagar budaya yang masuk nominasi 25 besar tingkat Provinsi yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Tengah tahun 2015. Menarik untuk diteliti karena masih jarang tulisan tentang Langgar Bubrah ini.

Langgar Bubrah merupakan sebuah situs cagar budaya yang terletak di wilayah administratif kabupaten Kudus. Masjid Bubar atau Langgar Bubrah terdapat di gang Tepasan desa Demangan, desa yang bersebelahan di sisi selatan Menara Kudus, terletak di sebuah gang sekitar 500 meter pojok kanan kompleks Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus. Desa Demangan masuk dalam wilayah Kecamatan Kota Kabupaten Kudus.

Lokasinya yang terletak disebelah Barat Alun-alun Kudus dengan jarak sekitar 1,5 Km dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum selama 5 menit. Langgar Bubrah terletak pada jalur transportasi Kudus-Jepara. Berdasarkan lokasi ini maka Langgar Bubrah sangat strategis dan mudah dicapai dari arah manapun dengan sarana transportasi darat.

Guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, penduduk di sekitar desa Demangan sering melakukan perjalanan ke Kudus maupun luar Kudus, misalnya untuk bekerja, berbelanja, mengunjungi keluarga, dan keperluan lainnya.

Lokasi yang strategis dan mudah dicapai ini akan menunjang dalam pengembangan Langgar Bubrah sebagai cagar budaya sekaligus sebagai salah satu tujuan wisata sejarah dan budaya di Kabupaten Kudus.

Langgar Bubrah Tampak Depan

Pentingnya pelestarian benda cagar budaya telah diamanatkan oleh Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Benda Cagar Budaya. Guna mengimplementasikan Undang-Undang ini maka dikeluarkanlah kebijakan-kebijakan oleh pemerintah guna melindungi dan melestarikan benda cagar budaya agar tidak punah dan rusak. Pelestarian benda cagar budaya di kabupaten Kudus khususnya Langgar Bubrah diharapkan bisa dilakukan tidak hanya pemerintah, namun juga yang paling penting melibatkan masyarakat setempat atau sekitar Langgar Bubrah tersebut.

Konservasi pada Langgar Bubrah di kabupaten Kudus, hanya baru dilaksanakan pada taraf upaya pemeliharaan dan pelestarian bangunan. Hal ini terlihat dari upaya yang dilakukan setiap tahunnya hanya sebatas pembersihan bangunan cagar budaya dan penjagaan yang dilakukan oleh petugas lapangan Langgar Bubrah. Sementara itu di sisi lain keberadaan Langgar Bubrah terancam rusak karena semakin ramainya pemukiman penduduk dan pemukiman yang dibangun tersebut berada di sekitar Langgar Bubrah, bahkan ada beberapa anggota masyarakat yang mendirikan bangunan di samping Langgar Bubrah tersebut.

Permasalahannya sekarang adalah bagaimana partisipasi masyarakat setempat terhadap keberadaan Langgar Bubrah tersebut di lingkungan tempat tinggalnya. Di samping itu, pemukiman penduduk yang makin padat mengkhawatirkan keberadaan Langgar Bubrah karena banyak rumah yang dibangun berdampingan di sekitar Langgar Bubrah. Seyogyanya peninggalan sejarah Islam ini tidak terganggu dan tetap dipelihara keberadaannya. Hal ini menjadi sangat menarik untuk dilakukan penelitian mendalam.

Jika anda ingin tahu isi keseluruhan karya tulis di atas, silahkan bisa unduh di sini

Friday, January 15, 2016

Karya Tulis Ilmiah : Menara Kudus, Bukan Menara Biasa (10 Besar Nominasi LKTI BCB Tingkat Nasional Tahun 2014)

Menara Kudus tahun 1913

Awal Tahun 2014 di bulan Februari, sekolah saya mendapat surat dari Dinas Pariwisata Jawa Tengah yang isinya lomba karya tulis ilmiah tentang cagar budaya tingkat nasional. Saya pun iseng-iseng menyuruh anak didik saya untuk mengirimkan karya tulis, dan saya sendiri sebagai guru pendampingnya. Saya mengirimkan 4 karya tulis sekaligus, namun yang lolos ke babak presentasi hanya 2. Alhamdulillah dari kabupaten Kudus yang lolos hanya 2 saja dan itu dari sekolah saya semua. Banyak juga sekolah negeri di Kudus yang mengirimkan karya tulis namun tidak lolos.

Dari sekitar 500an karya tulis yang masuk, hanya diambil 25 saja yang lolos ke babak grandfinal, dan dari 25 besar tersebut, 2 di antaranya berasal dari sekolah saya SMA PGRI 1 Kudus. Inilah 5 besar grandfinalis yang saya dapat dari Dinas Pariwisata Jawa Tengah :

Nominasi LKTI

Peserta yang lolos ke babak grandfinal berasal dari berbagai daerah di Indonesia, ada yang dari SMA Harapan Mandiri Medan, ada yang dari Batam, dari Bali sampai Kediri juga ada. Akhirnya yang menjadi juara 1 berasal dari SMA 1 Pati dengan perolehan skor tertinggi. Meskipun sekolah saya tidak menjadi pemenang, namun kami bangga bisa membawa nama SMA PGRI 1 Kudus ke kancah nasional.

Berikut adalah abstrak dari karya tulis dengan judul "Menara Kudus, Bukan Menara Biasa".

ABSTRAK

MUHAMMAD ANIS AUFA. NISN. 9963823159. Menara Kudus, Bukan Menara Biasa.

Karya Tulis Ilmiah, SMA PGRI 1 Kudus, 2014. 33 halaman.

Kabupaten memiliki peninggalan budaya Islam berupa Menara Kudus yang ditetapkan sebagai benda cagar budaya pada tanggal 25 Maret 1999 dengan nomor penetapan 049/M/1999. Terletak di Desa Kauman, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus yang sudah terkenal tidak hanya di wilayah ini sendiri tetapi dikenal secara nasional serta menjadi milik atau pun kebanggan bagi bangsa Indonesia. Menara Kudus yang dimiliki oleh Kabupaten Kudus ini, adalah merupakan aset yang berharga bagi pemerintah Daerah bahkan bagi kepentingan Nasional. Potensi Menara Kudus, dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan dan memajukan pariwisata, ilmu pengetahuan dan pendidikan.

Tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk mengetahui deskripsi dan gambaran umum dari obyek wisata Menara Kudus, mengetahui apa saja sektor penunjang pariwisata Menara Kudus agar dapat dijadikan daya tarik wisata dan berdaya guna bagi pemerintah dan masyarakat. dan untuk mengetahui penataan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat sekitar Menara Kudus tersebut agar potensi wisata dapat dimanfaatkan secara maksimal, sehingga berguna bagi bidang pariwisata, untuk kepentingan masyarakat dan pemerintah. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi dan dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Keadaan sektor pendukung pariwisata Menara Kudus dapat diandalkan dan cukup memadai.  Pengembangan kawasan Menara Kudus dilakukan dengan revitalisasi dan penataan kawasan, dengan cara pelestarian lingkungan maupun penataan kembali. Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya mutlak yang perlu dilakukan dalam upaya pengelolaan Menara Kudus.

Saran berdasarkan hasil penelitian yaitu perlu adanya kerjasama antara masyarakat dan pemerintah untuk revitalisasi dan penataan lingkungan sebagai upaya untuk menarik jumlah wisatawan agar lebih banyak dan menambah ekonomi warga sekitar Menara Kudus. Melakukan pendampingan atau pendukungan terhadap usaha-usaha rakyat yaitu menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat dapat berkembang.

Menara Kudus bukan menara biasa karena tidak hanya keindahan arsitekturnya yang bercorak Hindu tetapi juga karena dari Menara Kudus inilah banyak sekali sendi perekonomian masyarakat sekitar yang bergantung pada kawasan ini. Mulai dari pedagang kaki lima, pedagang toko, tukang ojeg, tukang becak, angkutan umum, hingga layanan jasa fotografi dan lainnya. Itulah mengapa Menara Kudus layak disebut bukan menara biasa.

Anda juga bisa mengunduh isi dari karya tulis tersebut dengan klik link yang saya sediakan di bawah abstrak, mohon digunakan dengan bijak dan tetap mencantumkan sumber penulisnya. Say No To Plagiat!!! :D

Untuk isi karya tulis selengkapnya bisa anda unduh di sini :
Bab 1 s.d 4 Menara Kudus Bukan Menara Biasa