Merangkai Kata Bertumpu Rasa

Merangkai Kata Bertumpu Rasa

Diamku

Bukan tak hendak berucap

Lamunanku

Bukan tak ingin bergerak

Rasaku

Tak dapat dirangkai oleh kata

Ucap yang tak hendak ku diamkan

Gerak yang tak ingin ku lamunkan

Kata yang tak ku rangkai dalam rasa

Ada kesenduan di balik diamku

Ada kesedihan di balik lamunanku

Ada kegelisahan di balik rasaku

Sebelum sampai aku tak dapat berucap lagi

Sebelum sampai aku tak dapat bergerak lagi

Sebelum sampai aku tak dapat berkata lagi

Ijinkan aku memelukmu

Bolehkan aku mencintaimu

Perkenankan aku menitipkan rindu padamu

Sampai waktu datang menjemputku

Puisi Getir Kehidupan

Puisi Getir Kehidupan

Ilustrasi

Ada getir iba melihat cinta menatapku sendu,
Ada air mata yang terbendung di pelupuk mataku,
Tapi aku tak berani menumpahkan di hadapannya.

Kesulitan-kesulitan itu begitu menghimpitku,
Aku perlu marah pada siapa?
Karena aku tidak tahu apa yang mesti kuperbuat.

Mendung kian tebal di batas langit,
Angin dingin laju memacu embun,
Titik-titik air mulai turun satu persatu,
menjamah tanah hitam yang selamanya kering termakan panas.

Ada sembilu menyayat hatiku,
Ah… Aku harus bagaimana?
Aku menggeleng menanggapi pertanyaanku sendiri,
Ku tutup jendela kamar, kutemukan kehangatan itu tak bisa mengusir,
keheninganku, kekakuanku atau kekecewaanku.

Kesucian Pengabdianmu, Guru

Kesucian Pengabdianmu, Guru

Kau gores kata dalam hati

Meninggalkan jejak ilmu abadi

Dalam rangkaian pengabdian

Kesucian harapanmu 

demi bangsa dan negara

                     

Menutup cakrawala kebodohan

Menghidupkan huruf yang mati

Menembakkan busur ketulusan

Pada hati yang telah binasa

Terimakasih kami kepadamu

Wahai pahlawan

Tanpa tanda jasa...

Kudus,  09 Januari 2016

NB: telah terposting 

di Sanggar Penulis Indonesia

Ilustrasi

Oleh : Jarwati