![]() |
Ilustrasi |
Ada air mata yang terbendung di pelupuk mataku,
Tapi aku tak berani menumpahkan di hadapannya.
Kesulitan-kesulitan itu begitu menghimpitku,
Aku perlu marah pada siapa?
Karena aku tidak tahu apa yang mesti kuperbuat.
Mendung kian tebal di batas langit,
Angin dingin laju memacu embun,
Titik-titik air mulai turun satu persatu,
menjamah tanah hitam yang selamanya kering termakan panas.
Ada sembilu menyayat hatiku,
Ah… Aku harus bagaimana?
Aku menggeleng menanggapi pertanyaanku sendiri,
Ku tutup jendela kamar, kutemukan kehangatan itu tak bisa mengusir,
keheninganku, kekakuanku atau kekecewaanku.
Post a Comment