![]() |
Kayu Bakar |
Dulu, orang memasak menggunakan kayu bakar. Setiap pagi ibu-ibu mencari kayu bakar di hutan maupun di kebun untuk dikumpukan dan dibawa pulang ke rumah. Beberapa dekade kejadian tersebut masih berlangsung, hingga akhirnya digantikan oleh kompor minyak tanah. Setelah keberadaan minyak tanah, kayu bakar masih menjadi pilihan bagi beberapa orang. Namun, kayu bakar tersebut mulai dijual dipasaran dengan harga yang terjangkau. Biasanya dijual untingan, 1 unting kayu bakar berkisar antara Rp. 1.000 kala itu.
Kini, kayu bakar tak lagi menjadi primadona masyarakat. Kompor minyak tanah pun sudah mulai ditinggalkan, digantikan oleh gas elpiji 3 kg atau yang biasa disebut gas melon. Hal ini merupakan kebijakan pemerintah yang beberapa waktu lalu diinisiatif oleh wakil presiden Jusuf Kalla. Konversi dari minyak tanah ke gas sudah berjalan beberapa tahun. Selain harganya yang terjangkau, gas 3 kg lebih efisien dan efektif dibandingkan dengan kayu bakar maupun kompor minyak tanah.
Kayu bakar tentunya memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihannya, abu hasil pembakaran kayu bisa dimanfaatkan untuk dijual maupun dipakai sendiri untuk mencuci peralatan dapur. Arangnya juga digunakan untuk berbagai keperluan memasak, seperti memanggang sate. Kelemahannya, kayu yang dibakar menghasilkan asap yang dapat mengganggu kesehatan. Selain itu, penebangan kayu bisa merusak ekosistem hutan maupun lingkungan.
Post a Comment